Contoh Kalimat Deduktif
DEDUKTIF
Berbagai alasan dari pelbagai pandangan telah dikemukan oleh sebagian masyarakat mengenai penolakan keputusan pemerintah untuk menaikan tarif dasar listirk, yang diantranya:
1. Tidak layak rakyat dikorbankan untuk menanggung beban operasional PLN, karena sesungguhnya yang terjadi adalah miss-manajemen di tubuh PLN dan kesalahan kebijakan pemerintah lainnya yang terkait dengan PLN seperti:
a. Sebagian daya listrik PLN dipasok oleh pembangkit-pembangkit swasta atau Independent Power Producer (IPP), sehingga PLN membeli lebih mahal daripada harga yang semestinya.
b. BBM untuk PLN mahal, kebijakan ekonomi pemerintah memaksa PLN membeli sumber energinya (BBM, gas, batubara) dengan harga yang dikehendaki oleh perusahaan-perusahaan asing, yang memegang kendali industri minyak, gas dan batubara.
c. Pasokan Gas untuk PLN sangat minim. Sebaliknya gas produksi dalam negeri justru lebih banyak diekspor dengan kontrak jangka panjang. Hanya sekitar 30 % untuk dalam negeri dan sisanya 70 % dijual ke luar negeri. Pangkalnya adalah UU yang dibuat DPR, yaitu UU No 22 tahun 2001 tentang Migas.
2. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada tahun 2010 tidak bisa dilepaskan dari skenario liberalisasi listrik seperti yang tertuang dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagalistrikan. Jika RUU ini jadi disahkan DPR menjadi Undang-Undang (UU) maka kenaikan tarif listrik menjadi sebuah keniscayaan.
3. Adanya liberalisasi listrik, memunculkan perusahaan pembangkit listrik selain PLN, sehingga harga listrik akan dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Banyaknya perusahaan pembangkit listrik tidak menjamin turunnya harga jual listrik, justru pengalaman menunjukkan di California, Amerika dan Inggris harga jual listrik terus merangkak naik.
[diadaptasi dari Makalah Perekonomian Indonesia - Pengaruh Kenaikan TDL - kelompok 3 -3EA01; Universitas Gunadarma 2012]
Labels:
Bahasa Indonesia